Thursday, March 5, 2015





Sudah beberapa hari Andien tidak kelihatan di kamar. Biasanya, jam segini dia sudah duduk di depan Laptop. Kalau sudah begitu tidak ada orang yang berani mengganggunya. Walau hanya sekedar menawarkan secangkir teh.

INA : “Susan lo tahu enggak sih Andien pergi kemana, sudah dua hari dia enggak pulang!”

SUSAN : “Wah... gue enggak tahu, Na. Iya sih sudah dua hari dia enggak pulang!! Gue pikir lo tahu, Na. Atau jangan-jangan dia pulang ke Bandung, sengaja enggak kasih tahu kita. Karena takut dimintain oleh-oleh.”

INA : “Iiih…ngaco…makanan aja pikiran Lo! Gue ngerasa ada yang enggak beres sama Andien belakangan ini sikapnya agak aneh gitu deh..!!”

 SUSAN : “ehem..ehem..mulai deh sok misteri lama-lama lo..ketularan Andien….bentar-bentar misteri, lo tuh ya berdua sama aja, suka yang hal-hala yang Misteri!! Iiih amit-amit deh..!!”

INA : “Ssssstttt…Ya udah sekarang kita berdua masuk kamar Andien..yuk!”

SUSAN : “Mau Ngapain Na??”

INA : “Ya kita periksa aja San…siapa tahu ada sesuatu!!”

Dengan sedikit ragu akhirnya Susan mengikuti Ina untuk memeriksa kamar Andien, dan ketika Ina dan Susan memeriksa kamar Andien semuanya masih berada di tempatnya tidak ada yang berubah, terkecuali LAPTOP!

INA : “Susan…semua barang Andien ada disini..! Dan pakaiannya masih ada! Tapi kemana Andien?!”

SUSAN : “Hei…Ina..coba kesini! Laptopnya Andien enggak ada Na..!!”

INA : “Berarti dia pergi cuma bawa laptopnya,terus kemana Andien?!”

Ina duduk di tempat tidur Andien, Ina terlihat cemas karena ia tidak tahu keadaan Andien dan pergi tanpa meninggalkan pesan apapun.

INA : “Tapi kemana Andien..kalau dia pulang kebandung dia pasti bawa pakaian kotor kan tapi pakaian kotor Andien masih ditinggal
Susan dan Ina diliputi rasa penasaran karena Andien tidak berada ditempat Kost sudah dua hari juga tidak ada kabar apapun,Andien seperti menghilang,akhirnya merekapun kembali kekamarnya masing-masing.

Beberapa menit kemudian,terdengar seperti suara derit pintu terbuka dari arah kamar Andien.

“kkreeeeeek….kreeeeeeeekk!!

INA : “Susan suara apa tuh!!

SUSAN : “Itu Seperti suara pintu kamar Andien..Na..?!
 

INA : “Iya itu suara Pintu Andien…!!

SUSAN : “Ayo..Na kita temui Andien…!!

Ina dan Susan pun bergegas kekamar Andien,mereka berharap itu Andien dan ketika mereka sampai disana!!

INA : “Susan tidak ada siapa-siapa  disiini!!
 

Dengan mengedap-endap Ina dan Susan masuk kekamar Andien…

INA : “Disini tidak ada siapa-siapa Na…!!

SUSAN : “Terus tadi suaraaa..apa San….iiiiih..!

Susan langsung kembali kekamarnya dan disusul dengan Ina mereka berdua ketakutan karena tidak dapat menemukan Andien dikamarnya.

Sementara itu di tempat lain Andien sedang asyik disebuah tempat yang sangat sunyi sepertinya tempat itu jarang di kunjungi oleh orang lain Andien ditemani oleh gadis kecil yang membantunya membuat cerita misteri gadis kecil itu tidak berbicara ia hanya menulis setiap kata-kata untuk Andien,lalu Andien menyalinnya kedalam tulisannya.

“Lalu bagaimana De..cerita selanjutnya kakak sudah Hampir Selesai nih..”
 

Andien berbicara dengan gadis kecil itu, akan tetapi gadis kecil itu hanya terdiam dan langsung pergi meninggalkan Andien Sendiri!

Andien berfikir mungkin saja gadis kecil itu merasa terganggu olehnya,itu sebabnya gadis kecil itu tidak merespon ucapan Andien hanya pergi begitu saja.
 

lalu dengan setengah berteriak Andien mencoba berkomunikasi dengan anak kecil itu yang terus berlari masuk kedalam hutan.

“yah..sudah Deee..tidak apa-apa kakak pergi dulu…yaaaaaa!!!,besok kita bertemu lagiiii disini”

akan tetapi gadis kecil itu sama sekali tidak memperdulikan ucapan Andien dia hanya terus berlari dan menghilang ditelan gelapnya malam yang disertai kabut tebal.

Andien bersiap untuk pulang dan menutup kembali Laptopnya lalu pergi meninggalkan tempat itu hanya butuh satu jam dari hutan itu menuju tempat kost Andien.

Sesampainya Andien di tempat Kost ia langsung meletakan Laptopnya,lalu pergi kedapur untuk mengambil air minum,baru saja andien menenggak air minumnya,

Tiba-tiba….”Praaaaaaangg!!

Suara gelas jatuh ke lantai, Andien kaget bukan main hampir saja ia tersedak!

Susan: “Andien?”

Andien: “Iya, ini gue, Andien. Kenapa sih bikin gue kaget aja?”

Susan masih tetap tidak percaya sewaktu melihat Andien ada di hadapannya.

Andien: “Susan, udah nggak perlu bengong gitu. Gue emang seksi, tapi lo nggak perlu lihat kayak gitu juga kali, hehehe…”

Susan: “Ishh, lo tuh narsis banget! Lo dari mana aja sih? Gue sama Ina nyariin lo. Kenapa lo pergi nggak bilang-bilang sama kita? Tauk-tauk lo muncul di dapur!”

Andien: “Oh, jangan sedih. Gue cuma jalan-jalan sebentar, ke suatu tempat yang sunyi dan senyaaaapppp, hehehe… udah ah nggak usah dibahas lagi mending tidur. Udah malam besok ada kuliah pagi. Doseeeeen Kileerrr!”

Susan masih jengkel, karena seolah-olah Andien acuh dengan kekhawatiranya. Saat dia masih berdiri di dapur, sementara Andien sudah pergi dan kembali kamarnya.

Susan: “Ishh, nih anak nggak ngerasa dikhawatirin! Malah pergi gitu aja lagi. Nyebeliiiin!!!”

Tapi, akhirnya, Susan pergi mengikuti Andien, yaitu back to the room setelah mengambil segelas air minum.

***

Keesokan harinya.

Andien: “Hei, selamat pagi semua. Lho, kenapa masih pada bengong? Dimakan tuh sarapannya jangan diliatin aja!”

Susan dan Ina mematung tanpa kata. Mereka masih diliputi penasaran, kenapa andien pergi diam-diam dan ke mana? Tidak seperti kebiasaan Andien. Sebelum-sebelumnya, jika pergi dia selalu pamit. Tapi, kemarin tidak!

Susan: “Andien! Lo, sekarang jawab pertanyaan kita. Jujur ya! Selama dua hari lo ke mana?”

Andien: “Aduh Susan, kan udah gue bilang semalam kalau gue pergi ke suatu tempat. Emang masih belum jelas?”

Ina: “Maksud kita, ke suatu tempatnya itu di mana? Kita udah nyangka kalau lo itu kabur atau diculik orang. Untung kita belum lapor polisi.”

Andien: “Iya, deh sorry. Ya, udahlah. Ayo ke kampus. Nanti telat, nggak dapet ikut kelas si dosen iler, eh killer.”

Susan: “Apa yang sebenernya lo sembuyikan dari kita?”

Andien: “Nggak ada yang gue sembunyiin dari kalian berdua. Gue pergi ke suatu tempat yang sepi untuk mencari inspirasi. Gue mau menulis cerpen horor!”

“Menulis cerpen horor?” Susan dan Ina saling bertatapan, bingung dengan sikap Andien. Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam tak ada lagi pertanyaan yang keluar dari mulut mereka, setelah sampai dikampus mereka pun berpisah
***

Malam harinya.

Ina: “San, lo ngerasa malam ini berbeda nggak sih?”

Susan: “Kayaknya sih, iya, Na. Dari tadi gue juga ngerasain hal sama, kayaknya dingin banget malam ini.”

Tiba-tiba dari kejauhan Susan, melihat seorang gadis kecil masuk ke kamar Andien.

Susan: “Eh, Na, lo liat anak kecil tadi yang lewat sini yang masuk ke kamar Andien nggak?”

Ina: “Hah, kapan? Nggak ada siapa-siapa dari tadi, San.”

Susan: “Barusan! Yakin nggak liat lo?”

Ina hanya menggelengkan kepalanya, karena ia tidak melihat apapun. Suasana pun berubah
 spooky, ketika mendadak muncul seorang gadis kecil di hadapan Susan, sambil menggendong boneka Lusuh. Susan pun menjerit sekuat tenaga.

Susan: “Arghhhh!!!”

Susan segera menggeser tubuhnya menjauhi gadis kecil itu. Dia kaget bukan main, karena gadis kecil itu mendadak muncul di hadapannya. Ina yang tidak melihat gadis kecil itu, bingung dengan ekspresi Susan yang seperti orang ketakutan. Ina mencoba mendekati Susan untuk menenangkannya.
 

Ina: “Susan, ada apa?”

Susan: “Itu, ada anak kecil.”

Ina: “Anak kecil? Mana? Ishh, San, jangan bikin gue takut dong!!!”

Susan: “Naaa, dia ke sini!”

Susan berusaha menutupi wajahnya dengan bantal sofa. Susan ketakutan betul demi melihat sosok gadis kecil itu. Wajah gadis kecil itu terlihat pucat dengan rambut panjang sebahu, tatapan mata yang tajam, dan membawa sebuah boneka sudah lusuh yang juga tidak kalah menyeramkan—seperti boneka Chucky.

Bagaimanakah kejadian selanjutnya? Apakah gadis kecil pembawa boneka itu akan membunuh Susan serta Ina? Atau mereka berdua justru tunggang langgang ketakutan? Ikuti keseruannya dalam
 
Sambil berteriak-teriak Susan masuk ke dalam kamarnya dan langsung mengunci pintu kamar. Tetapi, gadis kecil itu terus mengikuti Susan. Bersamaan dengan itu, boneka yang berada di pelukan gadis kecil itu pun turun dan terus mengampiri Susan. Dan terus naik ke atas tubuh Susan. Setelah itu, boneka tersebut mencabik-cabik baju Susan.

Susan mencoba untuk menghalau boneka itu, akan tetapi boneka itu justru menggigit pergelangan tangan Susan hingga nyaris putus. Darah segar langsung menyembur keluar dari pergelangan tangan Susan.

Susan terus berlarian ke sana ke mari ke seluruh ruangan kamarnya, demi menghindari boneka tersebut dan gadis kecil itu hanya memandangi boneka itu. Boneka itu tidak memberi Susana kesempatan sedikitpun, terus menyerang Susan.

Beberapa menit kemudian, sudah tidak terdengar lagi teriakan dari dalam kamar Susan. Sejak tadi Andien dan Ina berusaha mendobrak pintu kamar Susan, tetapi pintu kamar Susan tidak bisa terbuka. Setelah beberapa kali mencoba, akhirnya pintu kamar Susan berhasil dibuka. Ketika  pintu kamar terbuka Ina langsung pingsan tidak sadarkan diri melihat keadaan Susan yang sudah terbujur kaku bersimbah darah dengan mata tertutup dan dari pelupuk mata Susan keluar darah segar. Tanpa membuang waktu Andien langsung menghubungi polisi.

Keesokan harinya, Andien dan Ina diminta datang ke rumah sakit karena harus mengurus Jenazah Susan.

Ina: “Andien, ada apa ini? Kira-kira siapa yang membunuh Susan?” [matanya sembab, menahan tangis dan takut.]

Andien: “Mana gue tahu, Na? Gue sendiri aneh dengan peristiwa ini.”
 

Ina: “Soalnya ini semua aneh. Pertama elo menghilang tiba-tiba selama dua hari. Lalu, nongol begitu aja tanpa penjelasan yang bisa gue pahami. Sekarang? Oh, Tuhan apa yang terjadi dengan Susan?”

Andien: “Waktu kejadian kan elo yang ada di TKP? Emang gimana ceritanya?”

Ina: “Aduh, otak gue blur semua. Gue takut banget, Ndien. Tapi, … oiya, gue baru inget. Sebelum kejadian, kata Susan, dia ngelihat seorang gadis kecil yang membawa boneka. Padahal, gue nggak lihat apa-apa.”

Andien: “Yakin lo?”

Ina: [Mengangguk-angguk, memastikan.] “Gue emang nggak ngeliat, tapi habis berkata itu Susan langsung ngacir ke kamarnya. Dan gadis kecil itu membuntuti hingga kamarnya. Terus… terus… elo dan gue…” [Ina tidak melanjutkan kata-katanya lagi. Karena, kejadian berikutnya mereka sudah tahu.]

Andien langsung menginjak rem mobilnya. Gadis kecil yang diceritakan oleh Ina mirip betul dengan gadis yang selama ini membantunya menulis cerita misteri (atau cerpen horor, red.)
 

Andien: [Terlihat menggigit bibir bawahnya.]

Ina : Ina yang melihat sikap Andien, langsung bertanya. “Elo pernah melihat anak kecil itu juga, Ndien?”

Karena tidak ingin mengetahui kebenarannya, Andien langsung mengalihkan pembicaraan. Satu jam kemudian, mereka tiba di rumah sakit dan mereka langsung pergi menuju kamar mayat. Setibanya disana, seorang penjaga kamar mayat menjelaskan pada Andien dan Ina, bahwa Susan kehilangan satu matanya! Mendengar hal itu, Ina dan Andien langsung muntah-muntah. Rasa mual menguasai perut mereka. Kemudian, mereka segera keluar ruangan, karena tidak tahan lagi melihat keadaan jasad Susan yang begitu mengenaskan.

Andien: “Mengapa ini terjadi pada Susan? Benarkah gadis kecil itu pelakunya? Tapi, apa alasannya?! Susan tidak salah aku yang salah!” [kata Andien di dalam hatinya.]

Dia menyesali perbuatannya. Gegara ulahnya, sohib kentalnya menjadi korban. Andien pun meninggalkan Ina sendirian di rumah sakit. Tanpa sepengetahuan Ina, Andien kembali ke kos. Dia ingin mencari tahu apa yang telah terjadi sebenarnya.

Apa yang terjadi sebetulnya? Kenapa Andien menyalahkan dirinya sendiri? Apa ada hubungannya dengan kepergiaannya selama beberapa hari dan tulisan cerita misteri-nya (baca: cerpen horor)? Penasaran kan? Baca kelanjutannya dalam Misteri Genderang dan Gadis Kecil Part 4.


Tidak berapa lama kemudian Andien tiba di tempat kosnya. Dia langsung masuk kamar dan menguncinya rapat-rapat. Setelah itu, dia duduk bersila, seperti orang yang sedang melakukan sebuah ritual khusus. Andien memang mempunyai kelebihan khusus yang diturunkan oleh kakek buyutnya untuk masuk ke dunia lain untuk berkomunikasi langsung dengan makhluk astral.

Tiba-tiba tubuh Andien bergetar hebat, dan keringat keluar dari dahinya. Setelah beberapa menit Andien seperti tertidur pulas. Namun, rohnya berjalan-jalan ke sebuah hutan yang cukup angker. Tidak ada seberkas cahaya sedikit pun.

“Hei, bocah keluar kamu! Apa yang kamu lakukan dengan sahabatku? Mengapa kamu kamu membunuhnya? Apa alasannya?!”

Sudah beberapa kali Andien berusaha memanggil gadis kecil itu. Sayangnya, gadis kecil itu tidak kunjung menampakkan wujudnya. Andien mengeluarkan sebuah genderang kecil dan menepuk-nepuknya.

“Duuung… duuung… duuuuuung… duuuung!!!”

Setelah beberapa kali Andien memainkan Genderangnya munculah gadis kecil itu sambil menari-nari, berputar-putar seperti sedang berdansa,lalu Andien menghentikan Genderangya!dan gadis kecil itupun berhenti menari dengan wajah tertunduk!

Perlahan andien menghampiri gadis kecil itu dan ketika andien membalikan tubuh gadis kecil itu tiba-tiba ia berteriak….dan suara teriakan gadis kecil itu sungguh membuat telinga Andien terasa mau pecah, (teriakan gadis kecil itu hampir mirip dengan teriakaan anak kecil pada film JUON )

“aaaaaakhahaaaaaaakahhaha!!”

Andien langsung tersungkur sambil menutup kedua telingannya lalu ia memberanikan diri dengan balas teriaaaak kepada gadis kecil itu.

“Diaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaam!!!!!!,aku tidak takut denganmu hei…gadis kecil!karena kamu telah membunuh sahabatku!!

Gadis kecil itu langsung menghampiri Andien ia berniat untuk membunuh Andien,

Andien terus meronta-ronta berusaha untuk bertahan akan tetapi tenaga gadis kecil itu lebih kuat dari Andien,akhirnya tidak ada lagi tenaga yang tersisa dari Andien dan Andien pun menyerah ketika gadis kecil itu mencekik lehernya , Andien hampir kehabisan nafas , wajah Andien sudah membiru,dan dari telinga Andien mulai mengeluarkan darah!!

Bersamaan dengan itu tiba-tiba saja cekikan itu terlepas dari leher Andien dan Andien berhasil di selamatkan,Andien diselamatkan oleh Kakek Buyutnya yang membatunya dari jarak jauh,lalu kakek buyut andien berusaha berkomunikasi dengan Andien melalui telepatinya!

“Andien…apa sebenarnya yang telah kamu lakukan!!kakek yakin kamu telah menyalah gunakan kemampuan mu yang telah kakek wariskan padamu!!!

Dengan sisa tenaga yang ia punya Andien berusaha menjawab telepati dari kakek buyutnya itu,dengan posisi duduk bersila lalu Andien memjamkan matanya dan ia mulai berkomunikasi dengan kakek buyutnya melalui telepati.

“Iiiiiyaa…kek…Andien Minta maaaaaaf,awalnya andien Cuma iseng saja,andien hanya ingin melampiaskan obsesi andien untuk menjadi penulis sebuah cerita misteri—sejenis
 cerpen horor, Andien hanya ingin ceritanya lain daripada yang lain,Lalu andien pergi kehutan itu setiap malam,Andien sungguh tidak menyangka kalau jadi seperti ini..!, dan sahabat andien jadi korbannya kek…sekarang apa yang harus andien lakukan?!

“Kamu harus mengembalikan GENDERANG kecil itu dan meminta maaf pada gadis kecil itu karena kamu sudah mengusiknya!!kamu tahu siapa gadis kecil itu?!

“Ti..ti..ti…dak kek, memang siapa dia kek?”

“Dia adalah gadis kecil penunggu hutan itu..!, ia di tinggalkan oleh orang tuanya karena orang tuanya malu mempunyai anak yang terlahir bisu,dan sejak saat itu tidak terdengar lagi kabar tentang keberadaan gadis kecil itu…!!,dia sudah cukup menderita semasa hidupnya lalu tiba-tiba dengan seenaknya kamu datang dan mengusik ketenangannya…!,cepat kembalikan GENDERANG itu ketempatnya sebelum ada korban lainnya..!!,karena gadis kecil itu sangat pendendam..!

“Baaaaikk..kek..andien akan kembalikan secepatnya!

Beberapa hari kemudian Andien kembali kehutan itu ditemani oleh Ina dan seorang ustad untuk mendoakan gadis kecil itu dan GENDERANG itu diletakan di dekat sebuah GUBUK dimana Andien sering bertemu dan bercerita dengan gadis kecil itu.

Sesaat setelah Andien meletakan Genderang itu dan Andien berada cukup jauh dari tempat itu ,tiba-tiba sayup-sayup terdengar dari kajauhan Genderang itu berbunyi,

“Duuuung…..duuuung..duuung..duuuuung…duuuuung”!!

Andien menoleh ke belakang ia melihat gadis kecil itu sedang menari-nari bersama bonekanya mengikuti alunan Genderang itu !l Andien hanya tersenyum melihatnya.
TAMAT



No comments:

Post a Comment